Friday, September 30, 2011

Manusia di Seberang Lautan

Jadi ingat dulu saya, dia dan seorang lagi di benua yang berbeda, suka bertukar kabar dan membahas masalah ngga penting. Dan kala itu saya sering memberi nama "rumpian antar benua" pada sesi chit-chat kita. Karna ya... kita bertiga saat itu berada di benua yang berbeda dan bisa-bisa nya ngerumpi  hal ngga penting. Ketika sekarang saya berpikir apa yang membuat kita bertiga bisa "nyambung" padahal bertemu pun jarang.. ternyata jawabannya adalah "tulisan". Kita suka menulis puisi dan hal fiksi, walau pun kita dari satu almamater tapi itu ngga terlalu berpengaruh banyak. Saya jarang bertemu dengan mereka, kita tidak terlalu kenal sebelum ini. Dulu masih pada rajin nulis blog, sekarang sepertinya saya sendiri yang masih rajin menulis hal tidak penting seperti ini, hanya sekedar cabikan kisah yang ingin saya kenang kembali. Dan mengingat kapasitas memory saya yang jika dicompare ke blog memory capacity kalah telak, makanya saya menulisnya (selain untuk terapi *tetep). Lupakan tentang puisi dan fiksi, udah ngga mampu lagi menulisnya. Lagipula reflek saya untuk menulis puisi dikala patah hati sudah tidak terasah lagi.. kemaren labil sampai sebulan sama sekali tidak menghasilkan tulisan apapun selain celoteh tak berguna di blog ini.

Hmmm... sebentar... saya lupa ide awal tulisan ini... Saya mau menulis tentang apa ya...? Hmmm... Oya.. tentang mimpi...! Kenapa judul nya bukan mimpi...? Karena saya memimpikan si manusia di seberang lautan. Hanya salah seorang dari mereka, seorang yang saya sebut di postingan sebelum ini. Saya lupa mimpinya tentang apa... haha....

Alkisah di kamis pagi saat saya terpaksa bangun untuk menunaikan tugas sebagai "patung senyum"di perempatan CBD (setiap kamis pagi saya selalu berjanji untuk menuliskan kisah pekerjaan ini, tapi seperti janji2 tulisan lainnya belum juga terwujud).  Di tram yang surprisingly rame untuk ukuran jam setengah tujuh disini, saya teringat tentang mimpi itu. Seperti biasa, kalau kita tidak langsung mengingat mimpi setelah membuka mata, sebagian besar ingatan tentang mimpi itu akan pudar dengan segera. Dan ya... saya tidak teringat akan mimpi itu saat saya terbangun, tapi saya masih ingat sekelumit sewaktu saya di tram.. Karena kurang kerjaan... saya langsung memberi tau manusia di seberang lautan tentang hal itu. Tak peduli di tempat dia matahari pun pasti belum mengintip. Hihi....

Daaan.. dia baru mereply kemaren malam dan bilang.. "tulis aja di blog.." as if dia selalu baca tulisan saya disini. Kemaren malam berarti.... hmm... baru kamis malam ya... koq perasaan udah lamaaa aja dari mimpi yang saya alami itu... Dan ya.. begitu membaca text dia, saya langsung ingat bahwa saya pernah mimpi tentang dia (entah kapan) dan sama sekali lupa tentang mimpi itu.. seperti udah seabad yang lalu... bahkan pernah memimpikannya saja lupa, let alone menuliskan detail mimpi yang saya alami disini.

So... entah mengapa saya tetap memenuhi permintaan manusia di seberang lautan untuk menulis nya di blog ini... haha... (walau bukan tentang isi mimpinya... sama sekali lupa booo....lol ). Mungkin karena fakta bahwa saya sedang stuck mengerjakan essay dan lebih menikmati menulis hal tidak penting seperti ini.




Monday, September 26, 2011

One day in RWH

RWH itu nama rumah sakit di kota yang sedang saya tinggali saat ini dan insyaallah akan saya tinggalkan beberapa bulan lagi (amiiiin...). Saya beberapa bulan yang lalu sempat mengunjungi rumah sakit ini untuk melakukan suatu tindakan medis (halah) yang ceritanya sempat saya rekan di surgery story. Tadi saya kembali ke rumah sakit itu untuk melanjutkan kontrol karena bekas luka operasinya seperti membentuk keloid.

Haduuh... ngantuk.. tadi semangat banged mau nulis tentang bagaimana saya terkaget-kaget dengan kemunculan dua orang dokter ganteng yang "mengamati" bekas luka saya yang ya... you know... lokasi nya sangat tidak senonoh... (halah). Kapan-kapan saja kita lanjutkan.... Saya sudah berhenti menghitung berapa orang yang telah melihat lokasi operasi saya itu.. baik sebelum operasi maupun setelah operasi... grrr....

Sunday, September 25, 2011

Gebetan

Hihi.. Tadi abis chat lagi dengan manusia di seberang lautan yang ternyata telah menjadi teman dunia maya saya sejak tahun pertama blog ini ada. Bukan berarti dia tidak real... saya beberapa kali bertemu dia dan dia beberapa kali menjadi tokoh utama atau ide tulisan saya di blog ini. Ya ngga beda dengan apa yang akan saya tulis sekarang ini. Dan tidak..!! judul diatas bukan bukan menggambarkan posisi dia dimata saya. Biar lebih jelas, dia bukan gebetan saya. Tapi itu menjadi salah satu topik chat kita tadi yang lumayan lucu untuk dicatat dokumentasikan dalam blog ini.

Seperti biasa, sebelum menulis inti cerita, saya suka menulis komentar yang lain-lain dulu yang biasanya tidak ada hubungan dengan judul. Hanya ingin merekam sebuah fakta kecil, bahwa pada awal nya, si manusia di seberang lautan ini memanggil saya dengan panggilan "kakak" dan sejak entah kapan panggilan itu telah bertransformasi hanya menjadi nama saya saja tanpa saya sadari. Saya bukan penggila panggilan penuaan kehormatan seperti "kakak", "mbak", "uni", "teteh" yang nampaknya wajib dinegara kita itu. Entah mengapa, (dulu sie saya menyalahkan ibu saya) di keluarga pun kita adek-kakak bersaudara semua hanya memanggil dengan nama tanpa embel-embel apapun. Sekarang memang terlihat cool, tapi dulu sewaktu jaman esde, ada pertentangan batin setiap kali teman2 sebaya terheran-heran (dan kadang menghakimi) melihat kelakuan saya yang memanggil saudara lebih tua tanpa embel2 "uni", pertentangan antara malu dan tak mau / tak biasa memanggil uni. Jadi jangan salahkan saya yang menyalahkan orangtua... society pressure nya sangat terlalu tinggi saat itu bagi seorang anak esde yang tinggal di kampung. Anyway.. itu tidak berubah sampai sekarang. Saya lebih nyaman dengan panggilan tanpa embel-embel penua-an, tapi juga tak masalah dengan panggilan apapun termasuk di panggil "tante" oleh anak SMA (*gantung diri)

Baiklah.. mari kita berlanjut ke cerita tentang gebetan. Selayaknya orang yang telah terlalu lama berteman, saya dan si manusia di seberang lautan suka bercerita tak penting yang seringkali juga kita lupakan. Saya kadang lupa telah bercerita apa saja dan sejauh mana kepada dia, dan cerita dia seringkali juga telah saya lupakan sama sekali... hehe... Terutama cerita tentang gebetan. Saya tak pernah ingat tokoh2 gebetan dia karna terlalu banyak... dan saya selalu lupa gebetan saya yang mana saja yang telah saya ceritakan ke dia.. lol.

Tapi saya inget beberapa bulan kemaren (saat saya labil), saya menceritakan tentang kondisi saya yang saya pikir sedang "in love" with somebody. Dan reaksi dia yang kaget membuat saya jauh lebih kaget. Karena, selama ini ternyata saya tak pernah sepertinya mengakui atau berbagi cerita seperti itu kepada dia.. (masa sieee...???). Hmmm... walau sampai sekarang saya yakin dia tau kisah saya sebelum ini, karna kita memiliki circle teman yang sama, tapi dia sama sekali tak pernah memberi kesan dia tau sesuatu dan atau berusaha membuat saya menceritakannya. Jadi ya sudah. Anggap saja kisah lama itu tak pernah ada. Mari lanjutkan kisah sekarang...

Ketika dia bertanya "bagaimana dengan gebetan...?"
Reaksi saya adalah... "that's over"
Daaa...? Over gimana? Start aja juga belum. Tapi memang saya sudah tak selabil sebelumnya. Yang terlalu memikirkan orang-orang tersebut (lho..? banyak ya..? hehe..). Karena masalah kuliah saya yang ancur dan mereka yang tidak respon. Alasan kedua sebenarnya lebih merupakan alasan utama saya melupakan dan menganggap semua nya telah berakhir. Karena tak berguna toh... Saya bukan tipe orang yang akan berusaha mendapatkan perhatian lawan jenis dengan berbagai cara... Hei.. kalo kamu tak tertarik dengan saya, ya sudah... I won't do anything to make you in to me...

Kalo tadi saya menulisnya lebih kejam lagi...
"kalo ngga respon ke gw ya sudah... what the hell.. Ga gw peduliin jugaaaa... bodo amat ama semuanyaaaa...."

Dan komentar dia hanyalah tertawa bahagia.... "hahaha.. sound like you"

Yeah... That's me... and enough with all gebetan thingy..!

Btw, tadi saya bertemu dengan teman yang saya ceritakan di postingan sebelum nya. Saya masih kesal dengan komentar moron pacar nya itu. Dan saya sekali lagi mengungkapkan di depan dia (karena sebelum ini kan cuma via telpon dan saya hanya sempat speechless) dan di depan sahabat saya yang lainnya. Dengan emosi cukup tinggi saya membahas ulang tentang masalah itu (mungkin ini salah satu saat dimana seharusnya I should keep my thought just for myself, tapi maaf saya tak mampu). Saya masih ngga terima aja si moron itu want to kick my butt just because I found n told a fact of his stupid country  to my bestfriend. The good part was, sahabat saya yang satunya juga ikut emosi mendengar komentar itu, dan nadanya malah melebihi nada tinggi saya... HAHAHA... PUAS. Sekurangnya saya tidak merasa aneh sendiri menjadi emosi karena masalah itu. Memang normal nya orang bakal emosi mendengarnya. Hanya sepertinya karna sahabat saya itu buta karna cinta (cuiiih...) makanya dia bisa-bisanya melihat hal itu lucu.

Menulis disini sekalian juga terapi bagi saya. Menyalurkan emosi yang tidak seharusnya terluapkan dalam kata-kata di kehidupan shari-hari. Jadi tak heran kata-kata saya kadang terlalu kejam atau hiperbola... (upaya pembenaran diri.. hehe..)

Monday, September 19, 2011

Terapi...

Rekor baru.. bulan lalu saya menulis paling banyak dalam sebulan di blog ini. Semua tulisan labil tak berguna. Tapi sebenarnya itu sangat berguna bagi jiwa saya... Semangat untuk menulis sangat tinggi saat-saat labil. Walau kadang suka labil tak jelas seperti saat ini. Beberapa teman saya sedang dalam masalah.. mereka mungkin tak pusing.. tapi mengapa saya yang ikut menjadi labil dan tidak fokus..? Ini tak boleh berlanjut lama seperti kemaren, banyak essay yang harus saya kerjakan. Ingin melupakan semua dan tidak peduli... Tidak peduli dan tidak peduli.. Terserah mau seperti apa.. toh hidup mereka, dan mereka yang menjalani... Mengapa saya ikutan pusing dan labil? Mereka pun tak meminta empati saya.

Menulis ini terapi untuk jiwa yang resah. Yang kadang pun tak mengerti apa yang dimau. Yang hanya tercekam rasa tanpa logika. Yang memberi warna emosi untuk dilukiskan.

Sudahlah... Sepertinya saya masih belum bisa menghandle masalah sepeti ini... Tapi masa cuma masalah seperti ini aja ngga bisa dihandle? Lemah kamu dek..!! *halah

Heran deh.. ini semua kan masalah oraaaaaang...!!! Kenapa gw saya ikutan beginiiiii....??? Biasanya kalau kondisi saya seperti ini, saya akan lari mengadu pada seseorang yang bisa mengembalikan logika dan akal sehat saya pada tempatnya. Ini semua hanya masalah tak penting, yang terlalu saya besarkan untuk di tulis disini.


Another story of my friend

Semalam saya sempat sedih sekali, setelah menelpon salah seorang teman dekat saya disini. Alasan saya menelpon dia simple. Saya lupa lagi bawa kunci rumah dan kembali sukses terkunci di luar rumah dengan penderitaan yang lebih lengkap karena hp saya juga mati kehabisan batre. Jadi sama sekali tidak ada opsi untuk menelpon housemate yang entah dimana. Saya yakin si housemate tidak dirumah karena tidak terlihat lampu menyala dari dalam flat kami. Singkat cerita saya akhirnya mengungsikan diri ke tetangga yang kebetulan hampir semua orang Indonesia, berharap mereka punya charger yang sesuai untuk hp saya, sayang nya saya tidak seberuntung itu. Dan si tetangga juga tidak memiliki nomor telepon housemate saya. Akhirnya saya meminjam hp dia untuk menelpon si sahabat tadi yang dia punya nomornya. Tak ada masalah, housemate saya dalam perjalanan pulang dan berjanji akan menyinggahi saya ketika pulang.

Tak berapa lama, ketika saya msih menunggu di ruang tamu si tetangga, sahabat saya kembali menelepon (tentu saja ke no si tetangga) dan seperti biasa kami ngerumpi bertukar kabar (bisa-bisanya yee... pake hp pinjeman tetep aja ngerumpi panjang lebar.. hehe..). Dan... dia menceritakan joke dari pacaranya yang sangat tidak lucu, tapi malah bikin saya tersinggung.

Alkisah dia mo merit dengan orang dari dunia ketiga... Ya ngga bedalah.. sama-sama developing country kaya Indonesia, cuma sepertinya lebih underdeveloped aja. Karna saya sedang mengerjakan suatu essay dan menemukan fact bahwa that country is one of four major recipient of food aid over the past four decades. Saya tiba-tiba teringat sahabat saya ini, dan saya tanpa maksud jelek apapun mengirim sms kedia yang kurang lebih seperti ini...
" Fact: ********* (name of that contry-red) is one of four major recipient of food aid over the past four decades. gw lagi baca buat assignment langsung inget temen gw yang mo menetap di negara ini.. hehehe...."

Dia mereply nya juga dengan baik, (ato sekurangnya gw pikir dengan cukup baik) diawali dengan hehehe juga dan bilang makasih karna saya udah mengingatkan dia dari awal. Masalahnya adalah... sang pacar tidak bisa menerima itu sebagai fact yang sedang saya bicarakan. Dia menuduh saya berusaha mempengaruhi calon istri dia. Hey... Indonesia juga penerima food aid lho...!! Tapi cuma dalam emergency cases kaya abis crisis dan tsunami.. weee..!! Sebel gw ma tu orang. Saya jadi sebel dengan manusia itu. Saya hanya membeberkan fakta, biar sahabat saya ngga buta dengan kondisi negara yang mau dia datangi. Dan kenapa dia marah? Dia yang seharusnya memberi tahu fakta itu (mungkin juga dia ngga tau). Dia yang seharusnya tidak menutupi kondisi apapun yang akan dimasuki sahabat saya di kemudian hari. Bukan malah bilang bahwa he is gonna talk to my future husband and asking him to warn me not to influence his wife. Halloooooo...!!! You can't deal with the fact of your own country...?? Then how can you expect someone else could..??  Dan sekali lagi dimana letak "mempengaruhi" sahabat saya? Saya hanya memberitau fakta yang ada.. Bloody moron..!! *kenapa saya belakangan suka swearing seperti ini? :(  

Saya tidak suka dengan rencana sahabat saya. Dan saya telah speak that out loud, langsung kepada sahabat saya. Tapi dia telah mantap dengan rencana dia sendiri, dan telah disejutui oleh keluaganya. Jadi sudah tidak urusan saya lagi. Bukaaan... bukan berarti saya tidak setuju dengan rencana pernikahan dia dengan moron itu, tapi saya tidak setuju dengan cara dia meng-arrange nya. Saya pikir dia harus tau dulu kondisi yang akan dia masuki sebelum menikah. Tapi sudahlah... mungkin dia sudah jauh lebih tau dibanding yang saya bayangkan. Dan ya... semoga ke-khawatiran saya tidak beralasan. Dan semoga semua rencana dan kehidupan dia kedepan lancar dan bahagia... Amiiin...

Sunday, September 18, 2011

Ketika Saya Berpikir...

Judul yang aneh....
Saya sendiri bingung, mengapa saya memajang judul itu untuk tulisan kali ini. Bukannya tiap hari kita pasti berpikir.. entah itu dari memikirkan hal kecil, hal besar, hal indah, hal memalukan, sampai hal jorok..  Penting ya menyebutkan yang terakhir...??

Sudahlah... Eh by the way... Levi's lagi SALE..!! 50% off..! hoho... langsung semangat mo beliin duo manusia tak bermanfaat yang sepertinya gw cintai itu. Tetapi eh tetapi... harga jeans buat cowo nya tetep aja mahal. Mana ukuran mereka ga ada di meja yang harganya paling rendah... Begitu dapat warna dan ukuran yang gw mau, harganya lebih dari 100AUD, mo 50% juga ngga rela gw beliin nya buat adek2 tak berguna itu... Apalagi mo beli 2... Tetapi akhirnya gw tetap beli 2.. bedanya adalah itu bukan buat mereka tapi buat diri gw sendiri.. hehehe... abis yang buat gw harganya jadi $25. Heh...? Kenapa berubah jadi gw lagi... huuu... Ayo kita kembali ke cerita pertama...

Hmmm... ide pertama saya untuk menulis kali ini adalah karena kemaren ini salah seorang teman saya misuh-misuh karena beberapa teman mendiskusikan bahwa dia menyukai sesorang, mari kita sebut nama si cowo adalah Ahmed.. (ya.. itu kan nama paling banyak dipake umat muslim). Asik nya si cewe kita panggil siapa ya...? Mari kita namai dengan awalan B.. hmm... Beauty...?? rrrr.... maybe no... That's mine... (halah). Jadi siapa ya...? Britney? Ngga lucu... Ngga ada apa ya nama cewe Jawa yang diawali B..? Kan ngga lucu kalo namanya Bedu.... Ah ngasih nama aja udah bikin satu paragraf panjang iniiiii... Hayo siapa dwooonk...?? Think...!! tick..tock.. Ya sudah kita kasih nama Beauty aja.. cewe kan emang cantik... Eh.. ganti... namanya "Cantik" aja. Ok? Bungkuss..!!

Jadi... (cerita baru dimulai :D) Cantik misuh-misuh kepada saya karena beberapa orang bergosip dibelakang dia bahwa Cantik menyukai Ahmed. Ketika Cantik bercerita dengan muka kesalnya kepada saya, saya cuma bisa bengong dan berkata... "but you do..." I mean she does likes Ahmed, or loves him. And I think everybody can see that. But she still pissed off because she want, if people do talk about that matter, they should say Ahmed likes her, not the other way around... But people might could't see that way...

Maafkan english ancur saya diatas... Jadi Cantik terheran-heran dan termarah-marah (ternyata ngga cuma english saya yang ancur, Indonesia pun tak ada bedanya) dengan pendapat orang laen tersebut. Dia tidak habis pikir kenapa orang-orang bisa menyimpulkan seperti itu. Dan disebelah nya saya juga terheran-heran untuk menjelaskan. Karena ya semua orang melihat nya ya seperti itu. How to explain that..?? hehe...

Jadinya saya juga cuma bisa bilang bahwa ya memang terlihat seperti itu, dan dia tidak bisa melarang orang ber-opini, dan dia juga tidak bisa mengatur apa yang dipikirkan orang lain. Dan tentu saja Cantik tidak bisa menerimanya... dia bilang kenapa orang juga tidak berpendapat sama kepada si B, C, D, E, yang Cantik juga bersikap sama seperti dia ke Ahmed... Hallo... jangan tanya gw tanyakan kepada saya dunk... Tanyakan saja kepada orang-orang tersebut. Yang pasti saya sendiri juga berpendapat sama seperti mereka karena ya... saya bisa melihat beda sikap Cantik kepada Ahmed.

Sebentar... perasaan saya ingin menulis cerita ini dari sudut yag berbeda.. tentang pemikiran saya... (ingat judulnya..??) tapi sampai sepanjang ini belum juga keluar inti tulisannya, yang ada malah saya lupa niat utama menulis cerita ini.

Oya, si orang yang rumpian nya sampai ke Cantik itu bernama Betmen (ngga boleh ada yang protes..!) bukan berarti dia satu2 nya yang berpendapat begitu ya.. apes aja rumpian dia bisa sampai ke telinga Cantik.. hihi... Nah... si Betmen ini ternyata bukan cuma merumpikan Cantik, tapi juga gw saya... Jadi ceritanya begini... Pada suatu masa Ahmed curhat ke Betmen...

Ahmed : " Men... aku lagi cari pacar nie... " (entah mengapa saya selalu prihatin dengan orang2 yang curhat seperti ini... kasihaaan sekali kelihatannya... lol)

Betmen: "ngapain kamu pusing nyari pacar.. tuh Cantik suka sama kamu, Telapak (gw  saya-red) juga suka kamu..."

Nah percakapan ini diulang Betmen ke sahabatnya; Robin... yang kemudian disampaikan Robin ke Cantik. Cantik kemudian menceritakannya kepada saya. Cantik misuh2 karena she do care about Ahmed, dan tidak mau image dia berubah di mata Ahmed,  sementara gw saya tak peduli coz I don't care about Ahmed.

Sebentar... kenapa saya semakin jauh dari niat semua menulis ini? Ini sudah terlalu panjang dan masih belum memuat pemikiran saya sedikit pun. Hanya narasi pengantar.. Seandainya saya bisa melakukan hal seperti ini di essay2 tugas kuliah... *sigh..

Jadi begitulah cerita nya (apaan sieeeeh...?)

Ya.... tadi sewaktu saya berjalan pulang di tengah hembusan angin dingin, saya sempat memikirkan ulang percakapan dengan Cantik, dan sempat juga memikirkan Betmen yang bisa menarik kesimpulan salah terhadap saya. Saya tak begitu peduli dengan image saya, hanya curious bagaimana Betmen bisa menyimpulkan bahwa saya suka Ahmed. Saya sendiri menuduh berpikir Ahmed adalah seorang manusia yang naive. Yang tidak bisa melihat ketika ada seorang cewe yang menyukai dia. Tapi saya juga berpikir tentunya Ahmed tidak se-naive itu.. Yang tidak bisa membedakan antara Cantik yang menyukai dia, dan saya yang berusaha membuka kan mata dia bahwa Cantik menyukai dia. Semoga Ahmed tidak salah persepsi, terutama setelah tuduhan semena-mena Betmen kepada saya. Tapi kalaupun Ahmed salah persepsi, I don't care lah... Cuma stupid banget aja si Ahmed, terutama seminggu sebelum percakapan antara Ahmed dan Betmen itu terjadi, saya sempat ngobrol lama dengan Ahmed, yang seharusnya Ahmed bisa menyimpulkan bahwa saya sedang membicarakan Cantik yang suka dengan dia, tapi selama ini hanya Ahmed pandang sebagai teman (ini versi naive). Sempat terpikirkan bahwa Ahmed sebenarnya tau Cantik menyukai dia, tapi dia sengaja pura-pura tak mengerti dan hanya bersikap seperti teman untuk semua extra benefit yang dia dapat dari hubungan tak seimbang itu. Hallo... tentu saja tidak seimbang dunk...!! Cantik akan selalu ada buat Ahmed dan selalu berusaha mendapatkan perhatian dan waktu dari Ahmad, yang membutuhkan extra usaha..! Stupid Ahmed..!!

Eits... kenapa berakhir dengan marah2 begini... :D
Gw  Sekelebat saya sempat terpikir untuk membuat Betmen atau Ahmed membaca tulisan ini. Tapi itu tidak fair buat Cantik. Biarkan sahaja... universe akan menyelesaikan masalah ini... (heh..?? lu kaga percaya tuhan..! *pletak..!). semakin parah ini... berlanjut pada kekasaran fisik :(

Baiklah.. mari kita akhiri saja dengan doa, semoga suatu saat Betmen yang sempat tau keberadaan blog ini sempat nyasar lagi dan membaca tulisan ini. Dan ikut membukakan mata Ahmed ke orang yang benar dan mengembalikan nama baik saya.

*tulisan yang aneh...



24 hours reading

Keren yaaa.. Saya baru saja berhasil menamatkan 700pages dalam 24 jam. Sangat terharu... T_T
Tentu saja tidak melek selama itu, sempat diselinggi 4 or 5 jam tidur di siang hari, karna ternyata membaca di malam itu lebih nyaman.

Jadi perjuangan membaca itu dimulai jumat malam after 12am. Yak bener, tengah malam...!! dan begitu jam 7 pagi saat suara kicau burung yang ribut memenuhi kamar, saya baru tersadar bahwa matahari telah muncul. Dan saya melanjutkan membaca... hehe...

Kurang lebih jam 10am, lebih karena males beranjak keluar untuk memenuhi rengekan perut saya yang sangat manja, akhirnya saya memilih menutup mata untuk selamanya... (astaghfirullah... ) maksudnya tidur sesaat dan terbangun jam 2pm untuk memenuhi panggilan perut yang berhasil ditunda tadi. Tentu saja dengan ikut membawa bacaan yang baru setengah jalan. Singkat cerita, akhirnya saya mencapai halaman terakhir dari buku itu (hal 702) sekitar jam 11pm sebelum terlelap dengan bahagia.

Seperti saya ceritakan sebelumnya, semester ini cukup berat, dan saya harus belajar extra dibanding sebelumnya. Daaaan... lihat lah... sebenarnya saya bisa melakukan hal yang terlihat cukup gila. Masalahnya adalaaaaaah.... yang 700pages itu bacaan tentang sejarah vampir dan werewolf...

Yak benar..! Saya baru saja membaca ulang "Breaking Dawn" karna iklan movienya sudah mulia bertebaran dan saya mau me-refresh ingatan tentang cerita di buku terakhir edisi vampire super, the best lover in the imaginary world itu.

aaaargggh...!!!!!!!

Friday, September 16, 2011

What did I do...???

Kebiasaan lama..! Sepertinya saya telah dengan sukses lagi, bahkan tanpa usaha, hanya tak sengaja "menyakiti"orang laen. Kadang saya bangga dengan diri saya (or pemikiran) yang (menurut saya sendiri) dewasa dan bisa melihat dari sisi yang berbeda. Tapi seringkali juga (seperti sekarang) saya terheran-heran dengan kemampuan saya yang sangat tinggi dalam "menyinggung" orang lain. Tanpa sadar tanpa berniat ternyata orang udah marah aja dengan kelakuan (dan seringkali kata-kata saya). Sementara saya sendiri masih mikir kenapa mereka begitu gampang tersinggung dan marah? dan jawaban gampang saya adalah... "childish...! ga dewasa tu orang"

Yaaah... walau saya terlihat sangat gampang bilang begitu, tapi efeknya terhadap diri sendiri ternyata sangat besar. Saya sampe down dan harus terapi gini mengobati nya (menulis blog adalah terapi sejati saya.. makanya anda jangan heran mellihat isi blog ini yang seringnya bernada memelas).

Saya salah ya...?
Sepertinya sudah lama saya tidak mengalami lagi kejadian seperti ini. Maksudnya, menyebabkan orang lain marah karena kata-ata saya. Entah karena saya telah bisa mengontrol diri atau karena orang-orang disekitar saya yang sudah pada dewasa menerimanya. Sepertinya karena kemungkinan kedua.. hehe... Dan kasus ini terjadi lagi karna nie orang sepertinya belum dewasa... lol

Case closed.

*hmmm... hanya karna ganti kata ganti orang pertamanya dari gw menjadi saya, gaya bahasa mau ngga mau ternyata jadi berubah juga... Mungkin selanjutnya gw seharusnya membiasakan diri pake saya, jadi kalimat nya lumayan lebih pake eyd dibanding pake gw yang hasilnya bukan bahasa tulis... yah.. kalo mood deh ntar... masih berasa aneh pake saya-saya.. berasa nulis cerpen... lol