Friday, November 16, 2012

Boros..

Saya tahu, bahwa jika, saya dalam keadaan bosan, dan saya memutuskan keluar rumah.. Maka saya akan menghabiskan banyak uang untuk barang- barang tidak penting. Seperti malam ini,saya sukses belanja di bodyshop. Impulsive buyer. Hmm.. Tidak juga, saya memang berniat membeli perfume karena memang telah habis. Saya hanya berniat membeli satu. Kenapa bodyshop? Karena tiak ada pilihan lain di kota ini. Long story short... Ow cmon.. Just make it long...

So malam ini saya keluar dengan pakaian asal, tanpa dandan. Apalagi saya keluar karna listrik mati. Jadi ya... Saya tak berkaca bagaimana penampilan saya malam ini. Mungkin yang biasa belanja di bodyshop tahu bahwa biasanya jika tidak ramai pengunjung, pelanggan bakal langsung dihampiri oleh pramuniaganya yang kadang membuat risi dan tak nyaman. Tapi malam ini berbeda. Entah kenapa, padahal yang sedang mengunjungi outlet nya pun tak banyak. Para pramuniaga hanya membiar kan saya strolling seorang diri, 'membaui' pilihan pewangi mereka, tak ada yang menghampiri untuk menjelaskan atau 'membujuk' saya untuk membeli dan menawar2kan produk. Untuk beberapa lama. Dua orang pramuniaga perempuan yang ada di dekat saya tampak tidak bersemangat bahkan untuk sekedar berdiri tersenyum seperti yang biasa mereka lakukan. Hmm.. Mungkin sibuk.

Setelah beberapa saat, seorang sales laki-laki yang justru menghampiri saya. Seperti SOP mereka, berdiri disamping, tersenyum, menyuarakan penjelasan, saya bertanya dia menjawab, menjelaskan lebih lanjut dan menawarkan produk2 mereka dan seterusnya. Saya.. Sang impulsive-imajinatif buyer langsung men-judge para sales perempuan itu sombong dan mengira saya tidak berniat membeli. Jadi... Ketika satu orang ini melayani saya dengan sepenuh hati, saya pun akhirnya menambah belanjaan, pertama dengan alasan untuk stock berikutnya, terakhir dengan alasan untuk 'menggenapkan' dan wangi nya enak.. (alasan tak penting). Saya tak tahu apakah para sales itu dibayar dg komisi atau tidak, yang dikepala saya adalah memberi pelajaran pada para sales perempuan itu untuk tidak men-judge pelanggannya dari penampilan. Sungguh suatu pelajaran yang mahal di kantong saya. -.-'

At the end, saya dijejali berbagai voucher yang menurut saya tak berguna karena memaksa saya belanja lebih banyak dan expired nya dalam 2 bulan. Para sales perempuan akhirnya menyapa dan tersenyum ramah pada saya. Dan yang terpenting, dompet saya menipis secara kilat.

Positif thought.. Saya mungkin terlihat sebagai mahasiswa kere.. Jika saya mahasiswa, saya tak akan mampu / mau belanja seperti tadi. Jadi para sales perempuan itu baik, menyangka saya masih muda.. Haha...

I have to remember...

Saya harus ingat saat-saat ini.
Saat dimana kota ini sangat membosankan.
Saat saya lebih memilih membaca jurnal dibanding bengong tak ada kerjaan atau bebersih rumah atau memasak sebagai pilihan.
Saat dimana saya ingin cepat-cepat kabur dari kota ini

Saya harus ingat bagaimana kondisi kantor saya sekarang.
Saya harus ingat bagaimana orang-orang disekitar saya.
Saya harus ingat bagaimana jelek, sesak, panas, tanpa privacy, terkadang bau nya ruangan sayadari asap rokok dan dari toilet yang persis disamping meja saya yang dijejalkan di sudut ruangan itu.
Saya harus ingat lelucon sindiran didepan saya dan usaha menjegal dibelakang saya.
Saya harus ingat pandangan aneh dan celutukan tak bersahabat
Saya harus ingat
Saya harus ingat..

Bukan berarti tidak ada hal yang menyenangkan disini.
Tapi saya harus ingat hal-hal diatas.. Yang membuat saya mengambil keputusan pergi. Hingga ketika dimasa depan saya frustasi dengan assignments atau test2 di University, saya harus ingat bahwa hal-hal ini yang menbawa saya kesana.
Saya harus ingat bahwa situasi itu jauh lebih menyenangkan dibanding stuck di kota ini.
Saya harus ingat bahwa saya tak punya pijakan kenyamanan lagi. Saya harus ingat bahwa saya hanya punya satu pilihan, untuk menikmati nya sebelum menyesal.
Saya harus ingat seperti saya menikmati ketiadaan kegiatan saat ini.

Saya hanya perlu menikmatinya. Tanpa melupakan bahwa masa setelah itu bergantung pada hasil yang saya capai. Saya harus ingat untuk membangun networks, saya harus ingat untuk memperoleh referensi. Saya tak bisa cuek tak peduli dg publikasi seperti yang saya lakukan tahun lalu. Saya tak bisa lagi hanya peduli dengan nilai, bukan ilmu.

Banyak hal yang telah saya pelajari dalam perjalanan hidup ini. Sebagian saya pikir terlambat, jika parameter pengukur terlambat atau tidak itu adalah umur. Tapi itu menurut saya sang manusia. Bukan menurut sang maha tahu yang merancang segala sesuatu nya tanpa cacat. Dan inilah waktu yang terbaik.

Thursday, November 08, 2012

I'll do anything for you...

Kapan ya terakhir dengar kalimat itu?
Wait...
Kapan saya pernah mendengar kalimat itu?
Never...
Itu hanya kalimat wajib di film romantis murahan atau novel picisan.

Kapan pernah dengar seseorang -yang you think he/she cares about you- dengan tegas menolak melakukan sesuatu yang bahkan masih mungkin di lakukan jika he/she is willing to. Tak ada batasan waktu, tak ada batas kepastian.. Tapi dia telah dengan yakin nya bilang bahwa dia tidak akan bisa melakukannya.

Saya melihatnya bukan tidak bisa, tapi tidak mau. Ke-tidak-mau-an nya telah pasti. Hingga menutup sama sekali kemungkinan untuk melakukan hal yang saya minta. Bahkan jika kemungkinan untuk melakukannya cukup besar. He/she's not willing to do that.

Tak ada basa-basi, tak ada upaya pemberian harapan palsu, dan yang pasti tak ada upaya sama sekali untuk meng-explore kemungkinan melakukannya. Just simple he/she can't do that. Period.

Dan saya mempertanyakan eksistensi dia di mata saya. Bagaimana selama ini saya melihat dia. Bagaimana selama ini saya memperlakukan dia. Bagaimana saya selalu berupaya melakukan sesuatu untuk dia. Bahkan jika kemungkinannya kecil pun, I am willing to do that, dengan mengesampingkan hal-hal lain.

Ini bukan pertama kali saya menyadarinya bahwa saya sama sekali bukan prioritas bagi dia.
SAMA SEKALI BUKAN PRIORITAS

Bad feeling...

Saya tidak menyukainya. Terutama jika terjadi di pagi hari, yang tanpa angin tiba-tiba dada saya sesak dan kepala berat. Saya tak mengerti apa yang salah. Mungkin ada sesuatu yang sedang saya pikirkan dibelakang otak yang tanpa sadar memicu stres..? Analisa yang tampaknya mengada-ada. Tapi itu yang terjadi pagi ini. Badan saya "lumpuh" oleh perasaan "ada sesuatu yang salah" tapi saya tidak tahu dan tiddak memiliki ide apa yang salah.

Monday, November 05, 2012

I will

I will find him, one day.. I will..

Still here...

Seperti nya racauan saya masih terus berlanjut malam ini. Semua terjadi karena sy tidak beraktifitas sama sekali hari ini selain tidur dan menonton sambil tiduran.

Pernahkah anda jatuh cinta dan yakin anda sedang jatuh cinta? Selamat jika jawabannya ya dan tidak. Sekurang nya anada yakin. Tidak seperti saya yang pernah depresi karna patah hati while still questioning whether I was in love or not. That was really stupid.

Pernah melihat film sebagaimana tersiksanya digambarkan orang yang sedang patah hati? Versi paling lebay yang mampu di ingat otak saya malam ini adalah si "blank face" bella swan di film twilight. Bagaimana digambarkan dia sama sekali tak ber-emosi selama ditinggal vampire edward. Believe me, that's true. Saya mengalaminya. Saat yang otak saya tak boleh "kosong" or otherwise I am gonna think about him and got a pain stab on my stomach. Mengerikan.

Bagaimanapun tak akan mungkin dalam 24 jam memaksa otak untuk memikirkan hal lain selain masalah yang sedang saya hadari. Baiklaaaah... Tak akan mungkin memaksa otak untuk selalu fokus pada hal selain dia. Gampang di saat banyak pekerjaan, rapi impossibble di saat menjelang tidur. Atau saat melihat hp, atau saat melihat suatu tempat yang pernah kita kunjungi bersama, atau social media, atau bahkan cuma aplikasi semua socmed itu. Otak kita kadang tlalu pintar. Hal yang sama sekali tidak adw hubungan dengan dia pun kadang tiba2 bisa terhubungkan langsung dengan memory tentang dia.

Saya mengalami masa frustasi itu. Yang hingga saat ini, mengingat masa itu saja (bukan mengingat dia) membuat kepala saya pusing. Dan saya masih mempertanyakan... Apakah saya seperti itu karna I love him.. Or hanya karna saya tak bisa terima kenyataan bahwa he better off without me? Stupid me.

I am stupid. What am I thinking? Obviously I wasn't think at all.
Kenapa.. Kenapa... Mengapa..?
Hingga tua dengan pertanyaan itu pun sepertinya saya tak akan menemukan jawaban logis untuk menjustifikasi nya. Dan hingga kapan pun saya juga tak akan pernah tau the true story from his side.

Mungkin suatu saat nanti... Saya akan mengerti semua ini.

Too many

As always.. Too many questions in my head. Will I... Should I.. What if... One said I am overthinking. Couldn't help it. I just realised it always happens when I couldn't sleep in a lonely night. I think that's the best time to write on my blog.. *grin* But most of my thoughts was so selfish and I don't even want to write them down here.

I need an unpublished blog to put all my crazy thoughts.

It's time..

I think I am ready to change my life. It's about time.