Friday, March 16, 2012

Sesal

Ada petuah bijak yang bilang sebaiknya kita diam saat emosi menguasai diri. Ehm... sepertinya itu salah satu sunnah nabi deh ya...? Dan memang itu hal sangat baik (atau seharusnya) dilakukan. Kadang saya sering menyesali semua perkataan yang telah saya ucapkan saat saya emosi. Tentu saja saya menyesalinya setelah saya tidak emosi dan bisa menggunakan logika dan bisa melihat betapa tidak benarnya semua ucapan saya sebelumnya. Bukan berarti saya bohong saat emosi, tapi semua yang saya ucapkan itu hanya benar disaat saya emosi. Begitu emosi saya reda, pendapat saya berbeda. (Rrr... I am confused)

Nah, tetapi... Jika saya menuliskan semua emosi saya dalam bahasa abstrak tak jelas, maka hasilnya A-MA-ZING..!! Kadang saya sering takjub melihat hasil - hasil tulisan saya dikala emosi. Makanya saya sering bilang saya produktif saat emosi. Yang kadang kala hasilnya menakjubkan. Tidak ada jaminan selalu, hanya sesekali. Tapi worth to try laaah...

Yang kadang saya sesali adalah kebiasaan saya curhat dengan orang-orang saat saya emosi. Dan yaaa... kadang bahasa saya tidak baik. Tapi cukup dusah dengan semua sesal ini. Mari kita fokus pada hal positifnya...

Saya masih bisa menyalurkan emosi negatif saya dengan cara positif. Menulis. Walau sering hanya sekedar racauan tak jelas di blog ini, tapi beberapa cukup mengena dan menyenangkan untuk dibaca di kemudian hari.

Untuk mu yang selalu aku sesali dan nanti. Akhirnya hanya sampai disini. Aku tak mau semua hanya sia-sia belaka. Entah apa pelajaran yang harusnya aku peroleh dari perjalanan ini, tapi aku yakin, ini semua aku butuhkan dimasa depan. Pembelajaran bahwa aku tak lebih baik dari kebanyakan orang lain dan tak semua orang yang melakukan kesalahan itu bodoh dan bisa dipandang sebelah mata, harus aku peroleh dengan cara seperti ini. So harsh. But maybe because I was (am?) stubborn. Kalo tidak dengan cara ini maybe I won't get it. Life.. sign.

I am gonna be okay. I am okay.
Fine.



No comments: