Di penghujung tahun 2012, beberapa teman saya mengunjungi Padang kota tercinta, kujaga dan kubela (sumpe itu tagline kota nya lho.. entah ide siapa). Sebagai rombongan yang pertama kali menginjakkan kaki di bumi sangkuriang Malinkundang ini, tentu saja saya bawa mengunjungi tempat-tempat yang wajib dikunjungi. Kecuali 2 orang cewe cantik yang telah memiliki ide untuk menghabiskan hari pertama mereka di pulau Cubadak, sebuah resort island terkenal yang dikelola oleh orang asing yang bahkan saya sendiri belum pernah menjejakkan kaki disana.
|
2 broke girls on the way to Cubadak island (pic courtesy of indah or cupid) |
|
Cubadak Island (pic courtesy of indah or cupid) |
|
Cubadak Island (pic courtesy of indah or cupid) |
Sementara rombongan lainnya menghabiskan hari itu di kota Padang. Mereka sempat mengunjungi rumah makan pagi sore yang jadi tempat favorit nya Pak Bondan, walau untuk selera saya rasanya jauh dari masakan padang dan sangat over priced. Mereka juga sempat ke toko souvenir Silungkang (yang merupakan tempat favorit saya :D) sebelum saya bergabung ikut ke jembatan sitinurbaya dan pantai air manis demi menemui patung malinkundang.
|
Rumah Makan Pagi Sore yang andalannya ayam goreng dan rasa masakan Padang yang bisa diterima oleh semua lidah. Not an authentic Padang taste, I must say. (pic courtesy of Tessa) |
|
Jebatan Siti Nurbaya (pic courtesy of Tessa) |
|
Akhirnya menemukan patung Malinkundang yang mulai tergenangi air pasang. Saya terakhir melihat patung ini saat jaman SD dan sekarang sama sekali tak mengenali lokasinya lagi (pic courtesy of Tessa) |
Hari kedua di Padang di mulai dengan mengunjungi soto padang Garuda sebelum kami semua melanjutkan perjalanan menuju Bukittinggi sambil mengunjungi lembah anai, memakai pakaian tradisional di Pusat Dokumentasi dan Informasi kebudayaan Minangkabau di Padang Panjang, dan tentu saja menyambangi Sate Mak Syukur.
Sesampai nya di Bukittinggi, setelah mendapat penginapan, kita hanya menghabiskan waktu di sekitar jam Gadang dan pasar atas untuk mendapatkan beberapa items yang dicari oleh teman saya (and some items for myself). Dan berakhirlah hari kedua perjalanan kali ini untuk sebagian rembongan. Sementara saya and the 2 girls keluar lagi malam harinya demi mencari duren dan another photo sessions in Jam Gadang.
|
Breakfast at tiffany Soto Garuda, Padang |
|
Pose, pose and pose at Lembah Anai Waterfall, Padang Panjang |
|
Ikutan shooting (dan makan) di Rumah Gadang Padang Panjang |
|
In Minangkabau Wedding costume |
|
Can't miss Sate Mak Syukur. Not everyone could enjoy the authentic Satay Padang. |
|
The iconic (but not so impressive) Jam Gadang Bukittinggi |
|
2 broke girls and their durians |
|
Night at the cafe |
|
Jam Gadang at night |
Hari ketiga diawali benar-benar di pagi hari dan kami memutuskan untuk berjalan kaki menuju Panorama dan Lobang jepang yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari penginapan. Dan tentu saja tempat itu belum buka! Akhirnya kita menyempatkan diri sarapan di warung sekitar sana yang baru saja mulai menggelar dagangannya. Hari ketiga ini juga merupakan hari terakhir teman-teman saya di Sumatera Barat. Rencana hari ini adalah mengujungi panorama dan lobang jepang, ke Puncak Lawang untuk menikmati view nya Danau Maninjau, ke Istana Pagaruyung, dan memenuhi undangan makan malam di Padang sebelum mereka kembali mengejar flight meninggalkan Sumatera Barat.
|
Panorama |
|
Rear exit Lobang Jepang |
|
Puncak Lawang |
|
Istana Pagaruyung |
|
Rice Field |
Untuk perjalanan di hari ketiga ini, sebagian besar waktu dihabiskan di mobil karna harus berpindah dai Puncak Lawang di Kabupaten Agam ke Istana Pagaruyung di Batusangkar, dan kembali ke Padang. Dan karena ingin memenuhi undangan makan malam di padang dan mengejar pesawat, jadi perjalan terasa terburu-buru.
Perjalan 3 hari ini dilakukan dengan mobil pribadi. Saya membayangkan para traveler di luar sana yang barangkali ingin melakukan dengan transportasi umum, sebenarnya memungkinkan tapi akan membutuhkan waktu yang lebih lama, hanya karena jadwal nya yang tidak pasti dan harus tau dimana tempat memperoleh bus/ loket tiket (Padang itu ga punya terminal bus yang berfungsi! unbelievable).
Untuk transport Padang-Bukittinggi akan sangat mudah dijumpai bahkan dari airport (tapi tanpa ada bus resmi). Untuk ke puncak lawang saya sama sekali tak tau apakah ada public transport atau tidak. Jika memiliki waktu terbatas, akan lebih mudah untuk menyewa mobil berikut sopir nya dan akan lebih murah jika perjalanan dilakukan berombongan. Jangan lupa untuk mengunjungi Harau di Payakumbuh jika memiliki waktu lebih.
Sebenarnya masih banyak objek wisata alam di Sumatera Barat seperti danau Singkarak di Solok, danau kembar di Solok Selatan. Tapi mengingat perjalanan dari Padang dan fasilitas di dekat danau-danau itu, saya sama sekali tak menyarankan untuk para light traveller yang menginginkan kenyamanan liburan. Kecuali bagi pecinta alam yang suka bertualang.