Jemari ini kembali ingin manari menuliskan ribuan kata penggambaran rasa tak jelas di dada. Tak ada cerita. Tak mengerti jua apa yang ada. Hanya ingin mencurakhan kata sambil berharap bisa sedikit mengurangi duka lara. Ah.. terlalu berlebihan pilihan katanya. Jangan tanya kenapa. Selalu seperti ini jika ada waktu tersisa. Bukan karena tak ada kegiatan yang bisa dilakukan. Hanya karena malas yang merajalela dan kesendirian yang menyeret duka.
Banyak hal yang bisa dilakukan tapi ingin ku hanya bergelung disini memikirkan rasa tak berperi. Meyapamu entah mengapa berasa tabu. Lebih memilih bahasa kalbu yang kupercaya tak pernah ada. Dan tak akan pernah di mengerti. Saat kuputuskan menyapa, dan dirinya menghilang.
Tak ada sesal. Hanya pelajaran seperti yang selama ini kuinginkan. Tapi sepi membuat gila.
No comments:
Post a Comment