Friday, September 30, 2011

Manusia di Seberang Lautan

Jadi ingat dulu saya, dia dan seorang lagi di benua yang berbeda, suka bertukar kabar dan membahas masalah ngga penting. Dan kala itu saya sering memberi nama "rumpian antar benua" pada sesi chit-chat kita. Karna ya... kita bertiga saat itu berada di benua yang berbeda dan bisa-bisa nya ngerumpi  hal ngga penting. Ketika sekarang saya berpikir apa yang membuat kita bertiga bisa "nyambung" padahal bertemu pun jarang.. ternyata jawabannya adalah "tulisan". Kita suka menulis puisi dan hal fiksi, walau pun kita dari satu almamater tapi itu ngga terlalu berpengaruh banyak. Saya jarang bertemu dengan mereka, kita tidak terlalu kenal sebelum ini. Dulu masih pada rajin nulis blog, sekarang sepertinya saya sendiri yang masih rajin menulis hal tidak penting seperti ini, hanya sekedar cabikan kisah yang ingin saya kenang kembali. Dan mengingat kapasitas memory saya yang jika dicompare ke blog memory capacity kalah telak, makanya saya menulisnya (selain untuk terapi *tetep). Lupakan tentang puisi dan fiksi, udah ngga mampu lagi menulisnya. Lagipula reflek saya untuk menulis puisi dikala patah hati sudah tidak terasah lagi.. kemaren labil sampai sebulan sama sekali tidak menghasilkan tulisan apapun selain celoteh tak berguna di blog ini.

Hmmm... sebentar... saya lupa ide awal tulisan ini... Saya mau menulis tentang apa ya...? Hmmm... Oya.. tentang mimpi...! Kenapa judul nya bukan mimpi...? Karena saya memimpikan si manusia di seberang lautan. Hanya salah seorang dari mereka, seorang yang saya sebut di postingan sebelum ini. Saya lupa mimpinya tentang apa... haha....

Alkisah di kamis pagi saat saya terpaksa bangun untuk menunaikan tugas sebagai "patung senyum"di perempatan CBD (setiap kamis pagi saya selalu berjanji untuk menuliskan kisah pekerjaan ini, tapi seperti janji2 tulisan lainnya belum juga terwujud).  Di tram yang surprisingly rame untuk ukuran jam setengah tujuh disini, saya teringat tentang mimpi itu. Seperti biasa, kalau kita tidak langsung mengingat mimpi setelah membuka mata, sebagian besar ingatan tentang mimpi itu akan pudar dengan segera. Dan ya... saya tidak teringat akan mimpi itu saat saya terbangun, tapi saya masih ingat sekelumit sewaktu saya di tram.. Karena kurang kerjaan... saya langsung memberi tau manusia di seberang lautan tentang hal itu. Tak peduli di tempat dia matahari pun pasti belum mengintip. Hihi....

Daaan.. dia baru mereply kemaren malam dan bilang.. "tulis aja di blog.." as if dia selalu baca tulisan saya disini. Kemaren malam berarti.... hmm... baru kamis malam ya... koq perasaan udah lamaaa aja dari mimpi yang saya alami itu... Dan ya.. begitu membaca text dia, saya langsung ingat bahwa saya pernah mimpi tentang dia (entah kapan) dan sama sekali lupa tentang mimpi itu.. seperti udah seabad yang lalu... bahkan pernah memimpikannya saja lupa, let alone menuliskan detail mimpi yang saya alami disini.

So... entah mengapa saya tetap memenuhi permintaan manusia di seberang lautan untuk menulis nya di blog ini... haha... (walau bukan tentang isi mimpinya... sama sekali lupa booo....lol ). Mungkin karena fakta bahwa saya sedang stuck mengerjakan essay dan lebih menikmati menulis hal tidak penting seperti ini.




1 comment:

- HQ - kiko - said...

manusia di seberang lautan juga pernah bermimpi tentang manusia lain di seberang kabupaten

wakakaka...