Sunday, June 25, 2006

Tha-tha ter-Cin-tha


“Thatha..!!!” dan bocah kecil itu melangkah tergegas sambil menoleh cepat ke kiri, kekanan, dan kebelakang. Kepala-kepala menatap tak mengerti.

“Thatha..!!” dan beberapa kepala mulai berpaling dari nya untuk saling bertatapan penuh tanya. Kepala Ummi, ibu kandungnya. Kepala Bunda, adek ibu nya. Kepala Mama, sepupu ibunya. Kepala 2 orang Nenek, ibu dari ummi dan ibu dari mamanya.

Hanya satu kepala yang tak ikut berpaling bertukar pandang. Rata dengan lantai, sejajar dengan tubuh. Merapat dibalik kursi, dibelakang tubuh Nenek dan Bunda. Seseorang yang merasa dirinya yang dipanggil “Thatha” oleh si bocah.
“Siapa yang dia panggil?” tanya nya tanpa mengalihkan pandangan dari televisi.
“Entah... Lala apa ya?” jawab nenek #1 menyebutkan nama Ummi dari si bocah. Tapi Thatha merasa pasti bukan lala yang dicari bocah.

“Thatha..” dan teriakan bertambah nyaring ditimpali awalan rengekan tangis. Senjata pamungkas bocah. Sekarang dia telah berhenti dan berdiri celingukan, siap berteriak lebih kencang dan mengeluarkan suara rengekan tangis palsu tanpa air mata. Bunda yang pertama kali menyadari siapa yang dimaksud.
“Nyari tante ya Naqiya? Tante..?? Nih..nih...tante?” sambil bergeser menujuk si tertuduh. Bocah yang dipanggil Naqiya itu langsung mendekat, tersenyum, dan bicara dengan lafal yang masih kabur. “Ayo..ayo...nene..nene....” dan tangannya terulur untuk menarik tangan Thatha yang dia maksud. Berceloteh dan menunjuk tanpa dapat dimengerti.

Tapi Thatha mengerti apa yang dia maksud. Bocah itu mengajak ke kamar untuk menghidupkan komputer. Dan Thatha telah cape dari kemaren. Dan Thatha telah malas dengan kamarnya yang berantakan. Dan Thatha tau komputernya rusak. Dan Thatha tak bisa menghindar dari teriakan-tangis si bocah.

Sekarang hari Minggu, hari yang biasa dia pakai bersantai. Dan Bocah tak memberi kesempatan sedikitpun baginya untuk bersantai. Bocah ingin bermain HangAroo. Walau dia cuma menikmati ekspresi Kangaroo-nya. Tertawa..”Haha..”. Ngacungin jempol “good job”. Nyengir sambil ngacungin dua jempol. Ngibas-ngibasin tangan sambil ngomel “r u stupid or samtin?” Dan ketika Kangaroo nya mati kemudian terbang bersayap ala malaikat, bocah menunjuk senang.. “kappoo-kappoo...”

Tapi kemaren komputernya rusak. Dan Bocah tak bisa mengerti. Bocah akan memaksa untuk menghidupkan komputer. Thatha berusaha menjelaskan. Dan Bocah tak mau mengerti. Thatha berusaha mengalihkan perhatiannya dengan permainan lain. Dan Bocah tak mau berpaling dari komputer. Thatha bersabar menjelaskan. Dan Bocah tak sabar dan mulai mengangis tanpa air mata. Thatha mengajaknya keluar kamar. Dan Bocah makin kencang berteriak-teriak. Thatha terpaksa menggendongnya keluar, mengalihkan perhatian ke hal lain. Dan sekarang tangan kanan Thatha yang menanggung beban tubuh Bocah, setelah kemaren tangan kirinya kram.

Sekarang hari Senin. Thatha senang sekali bisa ke Kantor lagi dan terlepas dari si bocah. Sore harinya Thata berpikir si bocah tak akan lengket seperti 2 hari sebelum ini. Pulanglah Thatha pada sore hari. Dan dengan sumringah si bocah menyambut. Dengan sekejap bocah mengulurkan tangan “Ayo..nene...” Tanpa sempat menukar pakaian, si bocah menyeretnya ke arah kamar. Thatha berharap semoga komputernya masih rusah. Dan mereka menemukan komputer dalam keadaan menyala. Si bocah menepuk kursi “bobo nene... bobo nene...”. Suatu kesalahpahaman makna kata. Thatha mengangkatnya dan mendudukkan di kursi. Dan mereka bermain HangAroo. Si Bocah menoleh riang sambil mem-beo setiap perkataan dan ekspresi Kangaroo meski dengan lafal kata yang jauh berbeda.

Thatha beranjak keluar kamar. Dan Bocah berteriak memanggil dengan tangisnya. Thatha berbalik dan menertawakan Bocah. Dan bocah pun ikut tertawa. Thatha cape dan ingin mandi. Ummi dipanggil untuk menggantikannya. Dan Bocah tetap berteriak kencang ketika Thatha pergi meninggalkan kamar. Kali ini bukan hanya teriakan tangis pura-pura tanpa air mata, tapi lengkap dengan air matanya yang mengalir di kedua pipi, melebar seperti aliran sungai yang sedang banjir bandang. Terpaksalah Thata ikut duduk menyaksikan Bocah bermain HangAroo dengan Ummi nya. Dan setiap beraksi Bocah menolehkan kepala melihat pada Thatha-nya sambil nyengir menarik perhatian…

No comments: