Tadi pertama kalinya saya menempuh Ede-Wageningen seorang diri. Sebelum-sebelumnya selalu dengan teman dari dorm yang memiliki jadwal kuliah yang sama dengan saya. Tadi karena libur dan saya ada urusan pribadi, jadi lah dengan sesuka hati saya mengayuh sepeda. Tapi sesuka hati pun ternyata bukan sepeda santai yang tidak melelahkan, karna saya pun ternyata bosan tak juga sampai ditujuan dan jadilah mengayuh dengan sekuat kemampuan paha menahan pegal.
Berangkat ke wageningen tidak seberapa. Deritanya baru dimulai ketika balik ke Ede. Karna kelamaan rumpi di Wageningen, saya balik ketika hari mulai gelap. Seorang diri. Ditengah jalan gerimis pun mulai turun. Saya tak ambil pusing karna hanya gerimis kecil hingga di suatu daerah bernama Benekom saya lihat beberapa orang pesepeda lainnya sedang berteduh. Saya pun langsung melihat ke jaket saya. Ternyata sebagian besar bagian depannya telah basah kuyup. Tapi saya sudah kepalang basah, jadi sapun melanjutkan kayuhan se-sisa tenaga. Memasuki daerah Ede, saya mulai melihat keanehan di track sepedanya, seperti lumpur yang menutupi, beberapa saat kemudian ditempat yang lebih terang saya baru menyadari bahwa itu ternyata salju. Sepertinya di Ede sempat turun salju yang cukup membeli lapisan penutup putih yang memberatkan kayuhan di track sepeda.
Berjuangan saya diakhiri selalu dengan tanjakan kecil ke dorm. Tanjakannya tak seberapa, tetapi setelah mengayuh selama nyaris 30 menit, tanjakan itu selalu terasa seperti tantangan terbesar sebelum mencapai kenyamanan dorm. Saya sampai di kehangatan dorm dengan paha pegal, nafas tersenggal dan bsah kuyup. Sekurangnya saya sampai dengan selamat.
track sepeda yang tertutup salju |
No comments:
Post a Comment