Monday, February 11, 2013

Menyingkap Kabut di Negeri Empat Musim #52 : The Game...

#52-21, 9 October 2010 00.24 ADST

"Salam dari pak ustad..."

"oh noooo....!!!"

"koq..? bukannya senang...?"

"no..no..no...hiks... apa yang lu bilang sama diaa...??? my gosh...!"

"koq malah nuduh gw...?"

"huaaaaaaa... hadoooh... pasti mempermalukan gw..."

baiklah...baiklah... aku jelaskan... Yang menyapa barusan via facebook's chat-room adalah Ardi, manusia supel yang rame dan hobi sekali menggoda orang lain. Berbincang dengannya membuat kita (aku tepatnya) merasa telah menjadi sahabatnya dari dahulu kala, walaupun baru mengenalnya dalam beberapa jam percakapan. Kami datang ke kota ini dalam satu rombongan pemberangkatan, yang langsung membuat satu persamaan nasib untuk mengawali sebuah persahabatan. 

Percapakan diatas merupakan lanjutan dari percapakan-percakapan sebelumnya, yang... seperti bisa diduga bahasannya adalah tentang cowok aka pacar yang berarti sekali lagi membahas tentang kemungkinan untuk merubah status "single" nya Vie. 

Hey..hey.. ya...! Masih ingat kah tentang seseorang yang namanya tak mau di sebut Vie selama ini..? Sampai sekarang pun Vie masih tak ingin menyebutnya karena alasan yang berbeda. Jika dulu menyebut nama itu menjadikannya tak berdaya, sekarang mengingat nama itu membuatnya jijik. Ya, jijik..! Hanya karena sebuah fakta sederhana yang baru diketahuinya belakangan bahwa dia yang namanya tak mau Vie sebut, ternyata seorang munafik yang kata-kata nya tak bisa dipercaya. Sebenarnya itu bukan fakta baru, harusnya Vie telah menyadari selama ini. Memangnya apa yang dia-yang-namanya-tak-mau-disebut itu ucapkan ke-kekasih sewindu nya bisa dipercaya? Hanya bodohnya selama ini Vie menyangka semua ucapan ke dirinya adalah jujur. Sekurangnya Vie berpikir dia-yang-namanya-tak-mau-disebut itu jujur tentang kondisi dirinya kepada Vie. Tapi yah... itulah naive nya Vie. Dan sudahilah berbicara tentang masa lalu.

Mari kembali ke saat ini. Saat Vie menjadi malu sampai ke ubun-ubun karena mendapat salam dari Pak ustad..? Sebenarnya bukan karena itu. Vie cukup menganal Ardi dan cara-caranya men-comblangin orang lain. Persis seperti cara anak sma. Yang menggoda-goda dan berkirim-kirim salam. Sangat tidak... tidak... tidak... ok!

Dan... mendapat salam dari pak ustad ala Ardi pastilah diawali dengan cara dia yang entahlah.. pasti dia telah berhasil membuat kesan pada Pak Ustad kalo Vie sedang meng-gilai-nya setengah mati. Pak ustad yang dimaksud sebenarnya bukan seorang ustad berjenggot dan bersorban. Hanya seorang dosen muda seumuran dengan Vie yang sedang mengambil PhD di universitas yang sama. Hanya karena ilmu agama juga ok, dia sering diundang jadi pembicara di kegiatan-kegiatan agama dan jadilah panggilan pak ustad melekat ke dirinya.

Kembai ke urusan salam dari Pak ustad. Ternyata yang terjadi adalah... Ardi (seperti yang telah Vie duga) "mempromosikan" Vie (entah dengan cara apa, Vie pun tak ingin tahu, tak ingin menambah malu) pada Pak ustad dan keep teasing him sampe akhirnya sang ustad menyerah dan berkirim salam (balik..!). Sama sekali tidak OK!

Satu-satu nya hal yang paling di benci Vie saat berurusan dengan makhluk berbeda jenis kelamin dengan nya adalah saat mereka merasa dan tau bahwa seorang cewe tertarik dan kemudian akan menganggap mereka sebagai fans yang harus di "maintain". Dan herannya mereka bisa berubah drastis setelah mengtahui fakta ini. Berubah dari sikap sopan menjadi menyebalkan. 

Jadi sekarang... coretlah nama Pak ustad dari daftar cowok menarik. Karna dia akan berubah menjadi menyebalkan dan akan sangat self-aware jika nanti bertemu dengan Vie lagi. 

Vie membalas cepat semua tulisan Ardi di chat-room. Menyatakan dia tidak tertarik lagi dengan Pak Ustad, walau berkali-kali Ardi mengajukan pertanyaan yang sama tentang serius atau tidak nya dia tentang hal itu. Pasti, tidak diragukan lagi, Pak Ustad tak lagi menarik. Tak akan ada lagi chasing game, bukan dari pihak Vie nya. Itu bukan bagian yang menarik bagi dirinya. Tapi dari pihak nya Pak Ustad nya, apakah para pemburu mengetahui bahwa mangsa mereka juga menikmati saat-saat perburuan? Tak peduli hasilnya sang mangsa tertembak mati atau berhasil meloloskan diri, permainan itu sangat dinikmati. Dan sekarang bagi Vie semua telah berakhir bahkan sebelum sempat dimulai. Thanks to Ardi. Ayo kita mengintai pemburu lainnya.

No comments: