Kepalanya berat menahan kantuk. Beberapa jurnal artikel berserakan di depannya. Belum dibaca! Dan sekarang adrenalin mengalir deras, jantungnya berdetak lebih cepat, kantuknya hilang sekejap. Tak dapat ditahan lagi, tergesa di alihkan nya mouse membuka tab baru, harus dilakukan saat ini.
Percakapan tentang perjalanan mengejar mimpi di negeri empat musim dengan sesama pemimpi yang sama-sama baru dalam menjalani mimpi telah menjadi pemicunya. Dia harus segera menulis sebelum kepala nya menjadi lebih berat dengan segala "andai" dan "kalau saja".
"Fokus Vie!!"
Hardikan kecil itu membuatnya terkejut juga, dan disusul cengiran sinis.
"Fokus!" perintahnya lebih tenang.
Oke mari lihat apa masalahnya. Ini mimpiku, ini anganku... Terima kasih untuk semua novel pemberi semangat para pemimpi untuk mengejar citanya ke luar negri.
"Ini menyenangkan" ulang nya lagi seperti merapal mantra
Sangat menyenangkan.. Kota yang menarik, universitas yang dikenal luas. Cukup menyebutkan nama universitasnya orang (yang tau) akan langsung menghargai. Tak usah di jelaskan fakultas apa, tak perlu mereka tau kalau program ini baru berjalan kurang dari 5 tahun dan belum menemukan bentuknya. Tak usah bandingkan dengan fakultas-fakultas favorit nya. Tak usah pedulikan subject yang dipelajari. Cukup nama universitasnya dan berapa lama program yang ditawarkan.
"Stupid!" kali ini dengan dengusan yang diiringi cengiran sinis.
Vie menikmatinya. Bukan menikmati beberapa bulan yang telah dia lewati di Melbourne dengan keanehan cuacanya ini. Tapi menikmati saat-saat menunjukkan kesalahan yang dia perbuat ke dirinya sendiri. Terkadang ke orang lain. Seperti yang dilakukanya saat ini.
Note di Facebook cukup efektif dirasanya saat ini. Dan tangannya dengan lihai menari diatas keyboard.
Kalau mempunyai mimpi untuk bersekolah ke LN:
- Jangan memilih hanya karna nama besar universitas
- Jangan menganggap makin lama di negeri orang makin baik
- Percayalah... percayalah.. percaya.. pada sisi negatif dan kesusahan yang digambarkan di semua novel pengantar mimpi belajar ke luar negeri itu. Dan kalikan sepuluh penggambarannya. Jangan anggap semua nya itu hanya pemanis cerita. Itu nyata
Cukup. Nafasnya sudah kembali teratur sekarang. Kepalanya tidak berdenyut lagi. Kantuk telah kembali menghampiri. Publish. Selesai.
Tangannya dengan terlatih mematikan semua program yang sedang berjalan. Melirik malas pada jurnal-jurnal yang bergeletakan. Melihat jarum jam yang tak bosannya berputar. Melihat kembali jadwal kuliah nya besok yang di siang hari. Menyadari bahwa telapak tangan dan kaki nya telah dingin. Dan menyeret tubuh nya kebalik selimut.
Saat ini summer di Melbourne, 17 derajat, warning thunderstorm semalaman, kemaren hujan es, dan banjir di beberapa tempat. Indah nya...
No comments:
Post a Comment