Menyingkap Kabut di Negeri Empat Musim #52 : Being Single..
#52-19, 24 September 2010 18.30 AEST
Adakah orang yang bisa memahami kalau berkeluarga, atau menikah bukanlah tujuan utama hidup Vie..? Tentu saja dia bukan dalam konteks tidak mau untuk menikah. Hanya itu bukan tujuan utama, bukan pencapaian utama dalam hidup nya. Dia tidak akan mengerahkan segala daya upaya nya hanya untuk mengubah status menjadi "married", atau hanya untuk menghindari pertanyaan-pertanyaan dan atau untuk berstatus sama dengan kebanyakan teman-teman nya. Yang terakhir tidak terlalu menuntut. Kebanyakan teman-teman nya disini single. Yang berkeluarga malah terlihat "repot. Dan dia sama sekali tidak "iri" dengan teman-teman nya yang telah berkeluarga. Dia malah melihat ada kerlingan "iri" dari teman-teman nya yang telah berkeluarga melihat kebebasannya. Seperti yang dia simpulkan, manusia tidak pernah puas dengan dirinya sendiri.
Dia tau bahwa dia tidak bisa membahas masalah ini dengan teman wanitanya yang telah berkeluarga. Mereka mungkin akan membentengi diri tentang kebanggaan nya sebagai ibu dan kebanggaan memuat bahagia suami nya. Tapi herannya dia bisa membahas masalah ini dengan para "suami". Mereka justru memahami keterbatasan seseorang yang telah berstatus sebagi istri, sekencang apapun para istri bersuara kalau mereka bebas berbuat seperti para wanita single, anak tetaplah inti utama dunia mereka. Atau untuk segelintir yang belum memiliki anak, kebahagiaan suami adalah tujuan utamanya. Bukan hal yang mengherankan para istri mau belajar memasak, belajar dandan, atau berbuat apapun yang biasanya tidak mau mereka lakukan saat masih berstatus single hanya atas dasar ingin membahagiakan suaminya. Dan Vie berpikir; usaha apa yang telah di perbuat suami untuk membahagiakan sang istri itu..? Bahkan untuk urusan ekonomipun, banyak istri harus bekerja. Mereka menyebutkan kesetaraan, kebahagiaan memiliki uang sendiri. Dan apakah para suami memiliki segelintir kebahagiaan saat harus membersihkan rumah, mencuci atau memasak jika mereka tidak membayar orang lain untuk melakukan itu..?
Vie tidak bisa menggambarkan apa yang berkecamuk dikepalanya tentang urusan berkeluarga. Dia sama sekali tidak memandang rendah atau menentang apapun yang dilakukan para istri untuk suaminya. Dia pun mungkin akan melakukan semua itu untuk suaminya nanti. Tapi disinilah masalah nya. Dia tidak mau melakukan itu semua, tidak mau menikah hanya karena terpaksa akan kondisi, hanya karena mengikuti atau manakuti omongan orang. Dia tidak mau "mengorbankan" hidup nya untuk seseorang yang tidak menghargainya. Untuk seseorang yang hanya menginginkan pendamping untuk mengurusi kebutuhan sehari-hari nya. Untuk seseorang yang menganggap memiliki istri sama artinya memiliki seseorang untuk mengurusi dan menghidangkan makanan.
Menyentuh 33 tahun usia nya di dunia ini, Vie menyadari, seorang pria yang memiliki ambisi dalam hidup nya, biasanya menikah dalam usia muda, sehingga ada seseorang yang mengurus hidup nya selama dia mengejar mimpinya. Kebalikan untuk wanita yang berambisi, biasanya menikah di usia lebih tua karena tak mau ribet mengurusi orang lain selama dia mengejar mimpinya. Kecuali jika mimpinya itu sendiri adalah memiliki keluarga, mengurus anak, dan membahagiakan suami.
Di hari ulang tahunnya yang ke-33 ini, Vie merayakannya dalam kesendirian. Mensyukuri keadaan diri nya, kondisi hidup nya, dan mimpi yang masih dia peluk. Bahagia dia tidak seperti sahabatnya yang sangat terobsesi untuk memiliki pacar dan bertujuan untuk menikah. Mensyukuri bahwa dia masih memiliki mimpi dan berani untuk mengejarnya. Mensyukuri dia masih bisa bersyukur. Mensyukuri bahwa dia masih bisa menjadi lebih baik. Dia melihat segala hal yang masih bisa dia ingat dalam perjalanan 33 tahun hidup nya, menyadari segala kelebihan dan kekurangannya, bersyukur dia bisa melihat kesalahannya, bersyukur dia telah berbuat banyak kesalahan, menyadarinya, memiliki kesempatan memperbaiki dan menjadi lebih baik. Dan yang paling dia syukuri adalah dia tidak pernah merasa dirinyalah yang paling benar, tidak pernah bisa melihat orang lain totally salah, dan selalu berusaha melihat dari dua sisi.
Berstatus single di usianya yang ke 33 tahun ini tidak membuatnya bersedih. Dia tau dia bisa memberi lebih banyak manfaat bagi orang-orang disekitarnya dengan status single nya ini dan dia tau Tuhan tau yang terbaik bagi dirinya dibanding orang-orang sok peduli yang mempertanyakan status singlenya.
No comments:
Post a Comment