Menyingkap Kabut di Negeri Empat Musim #52 : On the way to Dookie..
#52-18, 20 September 2010 10.47 AEST
Ini hari pertama mid semester break. Dan lupakan lah leyeh-leyeh di pagi hari dan bebas melakukan apapun yang disuka seharian ataupun merencanakan perjalanan mengisi liburan. Ini hari pertama mid semester break, untuk 2 minggu ke depan tanpa kelas. Tapi apa bedanya ada kelas ataupun tidak. Di hari biasapun Vie hanya perlu ke kampus dua hari seminggu untuk kelasnya. Kelas bukan porsi terbesar dalam kehidupannya di sini.
Ini hari pertama mid semester break untuk dua minggu ke depan. Matahari besinar cerah diluar sana, cahayanya langsung melewati jendela lebar bis dan menyilaukan pandangan nya ke layar laptop. Benar.. liburan, hari cerah, didepan laptop dan didalam bis. Bis yang melaju di jalanan mulus Victoria menuju nothern country, tepat nya ke Dookie. Bukan untuk berlibur, tapi untuk field trip 4 hari ke daerah yang jauh dari peradapan. Nyaris jam sebelas, dan dia telah nyaris dua jam duduk di kursi ini, nyaris 3 jam dari upayanya mengejar tram sambil membopong tas ransel besar. Nyaris 5 jam dari keterbangunannya di pagi hari karna ketakutan akan ketinggalan bis. Nyaris 10 jam dari keterlelapannya tadi malam setelah berjuang dan menang mengatasi kemalasan berkemas untuk berangkat.
Ketika semua memasukkan bagasinya ke bus, ransel besar tadi pagi yang membuatnya susah keluar dari tram yang berjubel manusia pagi, terlihat sangat kecil dibanding semua travel bag disana. Nampaknya Vie akan kekurangan banyak hal nanti disana. Di daerah yang tidak memiliki toko yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki. Sudahlah.. Pasrah..
Semalam bukannya langsung mempersiapkan segala hal yang butuh dibawa untuk 4hari keterasingannya, Vie malah asik membaca PhD comic. Lucu. Memantapkan tekad nya untuk tidak akan mengambil PhD dimasa depan yang berarti dia tidak perlu untuk mengambil Project B tahun depan. Cukup dengan Project A yang hanya small project.
Diluar cerah sekali, matahari memberi cahaya penuh pada satu batang pohon tanpa dahan dan daun di tengah padang rumput. Diluar hanya terlihat perbukitan padang rumput. Tak ada hutan sama sekali. Mereka telah mengubahnya menjadi lahan merumput para ruminants. Dan sekarang mereka berkoar-koar melarang negara yang belum menebang habis hutannya, menuduh kenaikan CO2 terbesar diakibatkan oleh penebangan hutan di negara-negara berkembang. Tentu saja, karna di negara mereka tidak ada lagi hutan yang bisa ditebangi. Mereka telah menghabiskannya dari jaman dahulu, yang mengakibatkan level CO2 mejadi seperti sekarang.
Matahari bersinar cerah di luar dan Vie sama sekali tak memiliki ide menarik tentang apapun untuk di tulis. Hatinya tak sedang lara, malah sedikit ceria dan gembira. Tak ada yang bisa dibaginya. Dia terlalu pelit untuk berbagi cerita disaat gembira. Tunggulah lara datang dan jemarinya kan bagai terbang menari di atas keyboard untuk menepiskan duka.
No comments:
Post a Comment